Hadits Bebas Maksiat Bila Tak Ada Malu? Inilah Penjelasannya

Terjemahan: "Apabila anda tidak merasa malu (berbuat keburukan) silakan anda melakukannya sesukanya." Status Hadits: Hadit... thumbnail 1 summary


Terjemahan: "Apabila anda tidak merasa malu (berbuat keburukan) silakan anda melakukannya sesukanya."

Status Hadits: Hadits Hasan.

Penjelasan hadits:

Hadits di atas dinarasikan oleh Khudzaifah, Abu Mas’ud dan Anas ibn Malik. Dinarasikan Khudzaifah, haditsnya dikeluarkan oleh Ahmad, Bazzar. Menurut al-Haitsami perawi-perawinya terpercaya. Dinarasikan Abu Mas’ud (Uqbah ibn Amr ibn Tsa’labah), haditsnya dikeluarkan Ahmad, Bukhari, Abu Daud dan Ibnu Majah. Dan dinarasikan Anas, haditsnya dikeluarkan Ibnu Asakir (301) hanya saja sanad (mata rantai perawi) hadits ini banyak yang tidak dikenal nilai kredibilitasnya.

Hadits yang dinarasikan Ibnu Mas’ud yang dikeluarkan oleh Bukhari berbunyi:

“Sesungguhnya pernyataan yang diterima umat dari ungkapan kenabian yang utama adalah: Apabila anda tidak merasa malu (berbuat keburukan) silakan anda melakukannya.”

Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada umat hati nurani, yang biasa disebut “dhamir”. Dhamir ini kalau terus dikontrol dengan bimbingan wahyu tentu tidak akan melahirkan perbuatan yang dimurkai oleh Allah bahkan akan melahirkan berbagai amalan yang terpuji, karena bimbingan Allah dan Rasul-Nya sudah sempurna.

Dengan demikian pernyataan Nabi: “Apabila anda tidak merasa malu (berbuat keburukan) silakan anda melakukannya” tentunya bukan dimaknai silakan anda berbuat sekehendakmu! Melainkan merupakan warning bagi siapa pun yang berbuat kekejian tanpa memiliki rasa malu kepada tuntunan Allah dan tuntunan Rasul-Nya. Semestinya hamba Allah memiliki rasa malu sekiranya ia berseberangan dengan bimbingan-Nya.

..tentunya bukan dimaknai silakan anda berbuat sekehendakmu! Melainkan warning bagi siapa pun yang berbuat kekejian tanpa memiliki rasa malu kepada tuntunan Allah dan tuntunan Rasul-Nya...

Memahami hadits seperti ini sama halnya dengan memahami firman Allah “Tidak ada paksaan dalam beragama Islam”. Itu bukan berarti seorang hamba Allah bebas memilih, mau memeluk Islam atau tidak? Melainkan tetap merupakan ancaman bagi mereka yang tidak memeluk ajaran-Nya.

Sebagaimana firman-Nya “Sesungguhnya agama yang diterima Allah hanyalah agama Islam”.

Seperti anda sebagai orang tua yang selalu membimbing putranya agar mau belajar Al-Qur’an. Bimbingan itu berulang kali anda sampaikan kepada anak, namun anak tetap tidak mau belajar. Hal itu yang membuat anda mengeluarkan pernyataan “Kamu mau sekolah atau tidak terserah!” Pernyataan anda itu bukan berarti meridhai anak yang tidak mau sekolah, bagi anak itu tentu mendapatkan sanksi dari orang tuanya.

Nah, petuntuk menuju kebajikan begitu jelas, koq masih ada hamba Allah yang tidak memiliki rasa malu melanggar aturannya, tentu yang bersangkutan akan menerima sanksi dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana ketegasan dari sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam yang lain:

“Wa’mal ma syi’ta fainnaka majziyyun bihi” (Silakan anda bekerja sekehendak hatimu, namun ketahuilah segala perbuatanmu akan diganjar oleh-Nya).

Referensi: Lebih lanjut silakan merujuk referensi berikut ini: Ahmad: 17131, 23302, Bazzar: 2835, Bukhari: 5769, Abu Daud: 4797 dan Ibn Majah: 4183.

Penulis: Dr. H. Zainuddin MZ, Lc. MA., Direktur Turats Nabawi Center (Pusat Informasi dan Studi Hadits) Surabaya - Jawa Timur [taz/voa-islam.com]

No comments

Post a Comment