MEMAHAMI SIMBOL-SIMBOL IBADAH KURBAN

Idul Adha atau yang lebih populer dengan sebutan Idul Kurban menjumpai kaum muslimin dan muslimat di jagat raya ini setahun sekali. ... thumbnail 1 summary

Idul Adha atau yang lebih populer dengan sebutan Idul Kurban menjumpai kaum muslimin dan muslimat di jagat raya ini setahun sekali.

MEMAHAMI SIMBOL-SIMBOL IBADAH KURBAN

Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan ) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapinya….(Al Hajj: 37)

Idul Adha atau yang lebih populer dengan sebutan Idul Kurban menjumpai kaum muslimin dan muslimat di jagat raya ini setahun sekali. Idul Adha datang sebagai renungan dan pelajaran bagi mereka-mereka yang menangkap pesan dibalik peristiwa ini, namun tidak banyak dari kaum muslimin yang menjadikannya tidak lebih dari ritual keagamaan biasa.

Sedikitnya ada dua event besar yang terjadi pada bulan Dzulhijjah setiap tahunnya. Pertama, pelaksanaan ibadah haji dan yang kedua peristiwa agung antara nabi dan kekasih Allah Ibrahim AS. dan putranya nabi Ismail AS. Kedua peristiwa ini sarat dengan makna dan perjuangan yang sangat berharga, dan hanya bisa dilalui oleh mereka-mereka yang betul-betul mempunyai kualitas keimanan yang murni dan lurus.

Coba saja kita saksikan rutinitas pelaksanaan ibadah haji yang harus dilakukan oleh para hujjaj yang berlomba untuk mendapat predikat sebagai haji mabrur yang Allah janjikan surga sebagai pahalanya. Bagaimanapun pelaksanaan ibadah haji bukan hal yang sepele dan ringan, akan tetapi ia membutuhkan keikhlasan dan ketulusan hati. Bukan saja materi yang harus dikeluarkan oleh para hujjaj untuk mengunjungi baitullah akan tetapi mereka juga harus mempersiapkan energi yang prima serta ilmu yang cukup sebagai modal dalam menjalankan ibadah ini. Mereka, para hujjaj akan berbaur dengan jutaan jama'ah haji yang lain yang berasal dari seluruh pelosok di alam raya ini. Mereka berihram, tawaf, wukuf, sa'i, melempar jumrah, mencium hajar aswad dan melakukan serentetan aktifitas yang kadang tidak mudah untuk dilakukan karena harus berjejer dan berdesak-desakan dengan jutaan jama'ah yang lain. Oleh karena itu tidak sedikit jama'ah haji yang harus mengembuskan nafas terakhir di tanah suci karena terinjak-injak, tidak tahan menghadapi cuaca Mekkah yang sangat panas di siang hari dan dingin menusuk tulang pada malam hari. Untuk itulah ibadah haji membutuhkan perjuangan yang tinggi.

Sementara itu kurban yang diartikan dengan upaya mendekatkan diri kepada Sang pencipta yang juga merupakan simbol dari kebesaranNya telah dicontohkan oleh nabi Ibrahim AS lima belas abad silam. Nabi Ibrahim dan putranya nabi Ismail sebagai pemeran dan Allah SWT yang menjadi sutradara atas peristiwa itu. Peristiwa ini kemudian diabadikan Allah dalam al-quran surat Ash Shafaat agar bisa direnungkan dan dapat dikaji ulang oleh semua orang.

Peristiwa yang diawali dengan sebuah perintah yang datang lewat mimpi, menandai akan kesungguhan keimanan yang dimilki nabi Ibrahim, sebuah mimpi, yang kerap menghampiri setiap orang menjadi sesuatu hal yang sangat mendapat perhatian serius, dijadikannya mimpi itu sebagai perintah yang benar-benar harus dilaksanakan. Betapa hebatnya iman nabi Ibrahim kala itu, hanya perintah yang datang lewat mimpi, beliau sanggup melaksanakannya. Apalagi jika perintah itu disampaikan di luar mimpi.

Anugerah kekayaan yang dimiliki nabi Ibrahim tidak menghalangi kecintaan beliau kepada Allah. Beliau mempunyai harta yang berlimpah, sehingga beliau mampu berkurban dan bersedekah dalam jumlah yang sangat besar. Beliau tidak berlebihan dalam mencintai anak-istri, tidak mempuja harta dan tidak pula memburu pujiaan dari selain Allah. Dijadikannya kekayaan itu sebagai titipan yang siap diambil sewaktu-waktu oleh yang punya.

Nabi Ibrahim mengajarkan kepada kita bagaimana menjadi seorang ayah teladan yang kooporatif dan dapat berkominikasi dengan anak dan istri dengan baik. Beliau tidak ototriter dan selalu memecahkan masalah bersama. Setelah mimpi-mimpi yang beliau lalui sudah dirasa merupakan kebenaran yang datang dari Allah, beliau segera mendiskusikannya kepada anak dan istri beliau tentang mimpinya itu supaya ditanggapi oleh mereka. Beliau tidak semena-mena mengatakan bahwa aku harus membunuh mu wahai anaku, tetapi mimpi itu beliau sampaikan seraya meminta pendapat dari sang anak. Inilah sikap seorang ayah dalam mensikapi masalah-masalah dalam keluarga.

Tidak hanya itu, tauladan dan uswah hasanah yang ditunjukan oleh nabi Ismail AS patut dicontoh dan diikuti oleh setiap anak yang ingin disebut sebagai seorang anak yang shaleh dan patuh terhadap kedua orang tuanya. Ingatlah kemarahan Allah ada pada kemarahan kedua orang tua dan keridhoanNya ada pada keridhoan kedua orang tua. Nabi Ismail telah menyandang predikat anak shaleh karena mentaati perintah kedua orang tuanya sekalipun sangat berat.

Pada akhirnya ketabahan dan kesabaran keduanya dalam menjalankan perintah Allah terbuki dengan mendapat pujian dari seluruh makhluk ciptaan Allah. Para malaikat sangat kagum dengan keimanan nabi Ibrahim dan putranya Ismail, sementara setan yang terkutuk tidak mampuh mengentikan langkah Ibrahim dan Ismail dengan segala cara yang mereka punya, inilah bukti akan janji Allah. Dan barang siapa mengaku iman kepadaNya niscaya Ia akan mengujinya dengan ujian yang sangat berat dan kemudian Ia akan menyediakan bagi siapa yang tabah tempat dan kedudukan yang tinggi.

Sejatinya sebagai seorang mukmin yang mengimani akan adanya nabi-nabi terdahulu, kita patut meneladani dan sekaligus menghadirkan tauladan yang telah dicontohkan oleh kedua kekasih Allah, Ibrahim dan Ismail as diatas dalam kehidupan nyata kita sehari-hari dengan selalu mengedepankan ajaran-ajaran Allah dan bersabar dalam melaksanakannya, karena dalam setiap pengorbanan untuk agama serta kesabaran untuknya, tersimpan berjuta hikmah. Wawllahu A'lam.

No comments

Post a Comment