Muslim, Fokuslah pada Tujuan!

Alkisah, seorang bos di suatu perusahaan telah menerima seorang karyawan baru. Pagi itu sang bos duduk di ruangannya, ketika tiba-tiba kar... thumbnail 1 summary

foqus

Alkisah, seorang bos di suatu perusahaan telah menerima seorang karyawan baru. Pagi itu sang bos duduk di ruangannya, ketika tiba-tiba karyawan baru ini mengetuk pintu ruangannya dan meminta izin untuk masuk. Setelah memberikan izin untuk menemuinya, terjadi percakapan singkat diantara mereka.

Karyawan :

“Selamat pagi, Tuan. Saya ingin bertanya mengenai tugas saya. Apa yang bisa saya kerjakan, wahai tuan?”

Bos         :

“Oh, selamat pagi. Tugas kamu: begini, di depan ruangan saya ini ada sebuah ruangan besar. Kamu jalan lurus saja, lalu langsung buka saja pintunya. Di depan kamu nanti ada sebuah meja panjang, disana ada berkas-berkas. Silakan kamu buka berkas-berkas itu, dan kamu akan menemukan tugasmu apa. Saya harap, tugas itu sudah selesai ketika saya datang.”

Karyawan itupun segera menyusuri koridor menuju ruangan yang ditunjuk oleh sang bos. Ketika menemui sebuah pintu, dia langsung membukanya sebagaimana yang bos perintahkan. Kemudian, dia mulai memasuki ruangan itu dan akhirnya menemukan meja besar seperti yang bos gambarkan. “ Itu dia berkas-berkasnya!” gumamnya, “Tapi ruangan ini gelap sekali”. Dia pun mencari stop kontak lampu dan menekannya. Lampu pun menyala.

Betapa takjubnya dia ketika melihat lampu itu bersinar terang dan indah, berhiaskan emas, permata, mutiara, perak, berlian, dan perhiasan lainnya. “Wah.. indah sekali lampu ini..!” Lama karyawan ini memandangi lampu indah yang padahal tadinya dia nyalakan hanya sebagai penerang ruangan agar dia dapat melaksanakan tugasnya. Tak henti-hentinya dia bergumam akan keindahan lampu ini dan terus-menerus memandanginya hingga akhirnya sang bos menghampirinya di ruangan itu.

“Sudah kamu kerjakan tugas dari saya?”

“Maaf, tuan. Saya belum mengerjakan apa-apa.”

***

Nah, kita cut dulu, ya, teman-teman ilustrasi di atas tadi. Adakah yang sudah bisa mengaitkannya dengan tujuan kita hidup di dunia ini?

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Begini teman, kita ibaratkan bos tadi adalah Allah -tak ada yang serupa dengannya- yang telah memberi kita perintah di dunia ini untuk beribadah, lalu kita ibaratkan karyawan tadi adalah kita yang diberi perintah, dan lampu indah tadi, kita ibaratkan adalah dunia.

Terkadang, kita begitu terlena akan kehidupan dunia dan lupa akan tujuan hidup yang sesungguhnya. Begitu gencarnya kita berlomba-lomba demi mendapatkan kenikmatan dunia hingga lupa tugas inti yang Allah berikan, sampai akhirnya Allah memanggil kita kembali untuk melihat hasil kerja kita.

Lantas, mengapa Allah menciptakan dunia lengkap dengan pernak-perniknya? Mengapa Allah menciptakan makanan, minuman, buah-buahan, dll? Jawaban: itu hanya sebagai sarana, teman! Sarana yang nantinya mendukung tujuan kita hidup di dunia ini: beribadah!

Agar bisa beribadah dengan baik, bukankah fisik kita harus kuat? Bukankah kita harus selalu sehat? Maka dari itulah Allah memberi kita berbagai makanan, buah-buahan, minuman, dll, sekali lagi: hanya sebatas sarana, bukan sebagai tujuan akhir. Tujuan kita diciptakan tetap hanya satu: semata-mata mengabdi kepada-Nya.

Mudah-mudahan kita tidak termasuk seperti sang karyawan yang akhirnya lupa akan tugas yang diberikan oleh bosnya karena sibuk menikmati keindahan lampu (sarana), hingga akhirnya tak dapat melakukan apa-apa lagi ketika waktu sudah habis.

Akhir kata:

Muslim, fokuslah pada tujuanmu diciptakan! Agar kau bangga dengan hasil kerjamu ketika Allah menagihnya!

No comments

Post a Comment