Let's Do it! Aku Pasti Bisa!!

Pernah nggak kamu punya teman yang belum apa-apa udah bilang nggak bisa waktu disodorkan tugas untuk mengerjakan sesuatu? Atau buru-bur... thumbnail 1 summary

timthumbCAMKBONF

Pernah nggak kamu punya teman yang belum apa-apa udah bilang nggak bisa waktu disodorkan tugas untuk mengerjakan sesuatu?

Atau buru-buru nolak ketika ada teman lain yang meminta bantuannya padahal sebenarnya nyata-nyata dia bisa ngelakuin itu semua?

Bete, pasti itu yang kita rasakan ketika bertemu teman yang seperti ini. Atau, malah jangan-jangan kita yang seperti ini?! Whuyy… nyebelin juga ya.

Percaya atau nggak, kadang-kadang kita juga seperti ini. Kadang-kadang atau keseringan ya? Hehe… nggak penting deh tapi yang penting, gimana caranya supaya kita nggak jadi orang yang nyebelin dengan sedikit-sedikit ngomong nggak bisa.

Seringkali kata nggak bisa itu timbul dari berbagai faktor di dalam diri kita. Entah memang benar-benar nggak bisa karena nggak punya keahlian atau pengetahuan yang berkaitan dengan masalah yang ditugaskan, entah karena terlalu sibuk, malas, atau malah nggak percaya diri.

Hati-hati, semua faktor di atas, sama-sama membuat kita mandek alias nggak mampu mengembangkan potensi yang kita miliki, membuat kita dijauhi oleh orang lain, dan membuat kita nantinya akan sulit mendapat pertolongan orang lain di saat kita benar-benar nggak bisa melakukannya sendiri. Satu persatu akan kita bahas gimana cara mengatasinya.

Terus Belajar

Yang pertama, jika kamu memang nggak ngerti gimana cara melakukannya maka jangan segan untuk belajar. Karena, orang yang berilmu bukan orang yang sudah banyak belajar tetapi justru orang yang tak pernah berhenti belajar.

So, kalau kamu memang benar-benar belum tahu bagaimana cara melakukannya, maka belajarlah dari orang yang mengetahuinya. Kalau terlalu sibuk? Masa sih? Coba pilah-pilih lagi mana yang benar-benar harus kita kerjakan mana yang sebenarnya nggak perlu dikerjakan.

Contoh, yang benar-benar perlu dikerjakan adalah bantuin ibu bersihkan rumah dan yang nggak penting adalah nonton drama Korea yang melo abis itu. Malas? Whaa… ini mah benar-benar nggak boleh ada dalam kamus remaja Muslim, Sob!

Rasulullah SAW aja cuma benar-benar istirahat ketika shalat. Lha gimana kabarnya dengan kita yang biasa memanjakan diri dengan dengerin radio berjam-jam sambil tidur-tiduran. Harus mulai dirubah dari sekarang nih, Fren!

Gimana kalau nggak pede? Hmm… ini juga harus dirombak dari sekarang. Coba deh simak kisahnya seorang Abdullah bin Ummi Maktum sahabat Rasulullah Saw yang cacat. Beliau itu luar biasa semangatnya. Biarpun matanya buta tapi beliau kekeuh sumekeuh untuk bisa pergi perang bersama Rasulullah Saw.

Padahal, Rasulullah sudah memberi keringanan untuknya tidak pergi berperang, tapi beliau memang lebih cinta bisa berbuat sesuatu dibanding diam di rumah sementara orang lain pergi ke medan perang. Nah, bila Abdullah bin Ummi Maktum RA yang buta saja bisa berbuat banyak, pergi ke medan perang dan akhirnya gugur sebagai syuhada, lalu kita yang normal tentu bisa berbuat lebih darinya bukan?

Atau, simaklah kata-kata Hellen Keller, seorang politikus, penulis, dan dosen Amerika yang buta berikut ini, “I’am only one but I am still one. I cannot do everything but still I can do something. And because I cannot do everything, I will not refuse to do the something that I can do.”

Prestasi Helen Keller memang tidak sebanding dengan kemuliaan Abdullah bin Ummi Maktum ra tapi semangat keduanya untuk melakukan yang terbaik dengan keterbatasannya, seharusnya dapat menjadi contoh bagi kita yang “baik-baik” saja. Kembangkanlah dalam pikiran kita bahwa kita pasti bisa.

Karunia Allah SWT

Agar pikiran dan semangat “pasti bisa” ini bisa berkembang terus-menerus dalam benakmu maka bergaulah dengan orang-orang yang juga berpikiran positif dan tak berhenti mengembangkan potensi.

Ingatlah bahwa Allah SWT telah berfirman, “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” QS. Ath-Thin ayat 4 Dengan demikian, kita juga pasti telah diciptakan Allah dengan berjuta potensi dan berjuta kemampuan yang tinggal dibuktikan. Lalu, bagaimana bisa membuktikannya, kalau belum apa-apa sudah bilang tidak bisa?

Sekarang waktunya Sob, untuk membuktikan pada Allah SWT bahwa kita nggak menyia-nyiakan kemampuan yang telah dikaruniakan-Nya dan kita bersyukur atas karunia tersebut.

Supaya lebih manteb, bacalah buku-buku pengembangan diri dan biografi orang-orang sukses. Ketahuilah bahwa mereka juga dulu sama “lucu-lucunya” seperti kita, sama-sama banyak melakukan kesalahan. Namun, mereka terus mencoba dan pantang bilang nggak bisa.

Satu hal yang terpenting, setiap hal yang akan dilakukan memiliki dua kemungkinan; gagal atau berhasil.

Tapi, kita nggak akan merasakan indahnya keberhasilan kalau kita tak pernah mencobanya dan kita tak akan pernah mengambil pelajaran dari kegagalan kalau kita juga tak pernah mencobanya.

So, gagal atau berhasil, tetap bermanfaat bagi kita ‘kan? Let’s, do it! [Prima Arina]

No comments

Post a Comment