Al-Hamdulillah segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Ajal seseorang bersifat ghaib. Tak ada
yang tahu kapan datangnya. Karenanya, Islam memerintahkan kepada
pemeluknya untuk senantiasa bertakwa, -baik saat sehat maupun sakit,
lapang maupun sempit- agar saat ajal datang ia berada di atas Islam.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)
Apalagi bagi orang yang sudah tua,
hendaknya lebih meningkatkan amal shalihnya. Karena orang tua lebih
dekat pada kematian. Sebab, tua adalah puncak dari usia. Maka tepatlah
Imam al-Nawawi membuat bab dalam riyadhush Shalihin, "Bab: Anjuran
memperbanyak kebaikan di usia tua."
Maka selayaknya orang yang sudah tua
memperbanyak amal-amal shalih. Sehingga dia mengakhiri hayatnya dengan
husnul khatimah. Karena nilai seseorang ditentukan saat kematian. Siapa
yang mengakhiri hayatnya di atas kebaikan, maka sesudahnya ia akan baik.
Sebaliknya siapa yang mengakhiri hidup di atas keburukan, maka
sesudahnya akan ada keburukan yang lebih besar.
Namun bagaimana kalau sudah tua ternyata
masih doyan maksiat dan bergelimang dengan perbuatan bejat? Itu namanya
tua-tua keladi, sudah tua tidak tahu diri.
Diberitakan di vivanews.com pada Senin,
18 Juni 2012, Muhammad Anas, kakek berusia 70 tahun mati setelah berzina
dengan wanita ABG berusia 20 tahun. Diduga, Anas tua terserang penyakit
jantung akibat over dosis obat kuat yang dikonsumsinya. Ia terjatuh di
kamar mandi setelah melakukan aksi bejatnya.
Menurut pengakuan pasangan zinanya yang
bernama Ita, Anas mengajaknya kencan pada Ahad siang. Namun karena
dirinya masih punya urusan siang harinya, Ita menjanjikan bertemu sore
hari.
"Saya ketemu dengan korban bertemu dan
sempat ngobrol dahulu sebelum masuk kamar," kata Ita, Senin, 18 Juni
2012 (sebagaimana yang dikutip vivanews.com).
Setelah bercengkerama di penginapan,
lanjut wanita asal Purworejo, Jawa Tengah ini, akhirnya Anas mengajaknya
masuk kamar untuk melakukan hubungan layaknya suami-istri.
"Setelah berhubungan intim, dia
selanjutnya mandi. Namun usai mandi dan akan memakai celana panjang
tiba-tiba terjatuh dan tak sadarkan diri," jelas Ita yang memang sudah
mengenal Anas cukup lama.
Kerasnya Siksa Bagi Orang Tua yang Masih Berzina
Untuk kakek seusia Anas di atas,
seharusnya lebih banyak berada di masjid, mengerjakan ibadah dan
memperbanyak amal shalih. Tapi apa dikata, ternyata sebaliknya. Ia
habiskan sisa usianya untuk bermaksiat dan berbuat bejat. Sehingga ia
akhiri hayat dengan keburukan.
Diriwayatkan dari Salman Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
ثَلاثَةٌ
لا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، وَلاَ يُزَكِّيهِمْ ،
وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ : أُشَيْمِطٌ زَانٍ ، وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ ،
وَرَجُلٌ جَعَلَ اللهُ لَهُ بِضَاعَةً فَلا يَبِيعُ إِلَّابِيَمِينِهِ
وَلاَ يَشْتَرِي إِلَّابِيَمِينِهِ
"Tiga orang yang mereka itu tidak
diajak bicara dan tidak disucikan oleh Allah pada hari kiamat, serta
bagi mereka siksa yang pedih: Orang tua beruban yang berzina, orang
melarat yang congkak, dan orang yang menjadikan Allah sebagai barang
dagangannya; ia tidak membeli dan tidak pula menjual kecuali dengan
bersumpah." (HR. al-Thabrani dengan sanad shahih. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami': 3072)
Usyaimith Zanin (orang tua beruban yang
berzina) berada di urutan pertama dari tiga yang diancam dengan
penghinaan dan siksa yang pedih di hari kiamat. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengungkapan orang tua beruban yang masih berzina dengan bentuk tasghir
sebagai penghinaan atas pelakunya. Hal demikian karena pendorong
kemaksiatan (zina) dalam dirinya telah lemah. Dengan demikian, yang
menjadikannya berzina adalah kesenangannya kepada maksiat dan perbuatan
dosa, serta tidak adanya rasa takut kepada Allah 'Azza wa Jalla.
Lemahnya pendorong kemaksiatan tapi
masih juga dilakukan, mengharuskan kerasnya siksa bagi pelakunya.
Berbeda dengan pemuda, karena kuatnya dorongan syahwat pada dirinya
terkadang mengalahkan iman dan rasa takutnya kepada Allah Ta'ala.
Terkadang ia menyesali perbuatannya, menyalahkan dirinya yang tergoda
oleh maksiat, lalu ia berhenti dan melakukan perbaikan diri.
Semoga Allah menyelamatkan diri kami dan
Anda semua dari jiwa yang buruk dan perbuatan tercela. Menjaga kita
agar tidak terjerumus ke dalam kemaksiatan dan dosa besar. Menguatkan
kami dan Anda sekalian untuk senantiasa berzikir kepada Allah, bersyukur
kepada-Nya dan memperbaiki ibadah untuk-Nya. Wallahu Ta'ala A'lam.
[PurWD/voa-islam.com]
No comments
Post a Comment