Manusia, selalu mengeluh dan menggerutu ketika kondisi hidup yang dialaminya tak sesuai dengan apa yang mereka pikirkan. Lalu, dengan sangat enteng mempersalahkan orang lain.
Mensyukuri Nikmat Allah
HIDUP adalah dimensi ruang dan waktu untuk melakukan proses pendidikan dan latihan bagi setiap insan beriman. Di dalamnya, Allah, memberikan sedemikian banyak peluang untuk keluar dari berbagai persoalan hidup dan kehidupan yang membuat suntuk. Itulah sebabnya, Rasulullah Muhammad SAW, selalu mengingatkan, bahwa hidup merupakan kesempatan strategis mengubah minda (mindset changes).
Dalam menjalani hidup dan kehidupan sehari-hari, kita, memang seringkali dihadapkan oleh situasi dan keadaan untuk lebih banyak berfikir tentang bagaimana memperoleh hak sebagai manusia. Bahkan, dengan beragam cara manusia melakukan gerakan untuk memenuhi hak asasi mereka. Kita seringkali lupa, bahwa setiap saat, sesungguhnya, selalu diberikan ruang pelatihan oleh Allah SWT, untuk melaksanakan kewajiban. Khasnya, mematuhi Allah SWT sepenuh-penuh kepatuhan. Dimulai dengan kepatuhan insaniah terhadap seluruh ihwal yang menjadi kewajibannya di atas muka bumi.
Selama dua puluh empat jam setiap hari, manusia diberikan pelatihan dan proses pendidikan untuk berpikir, bersikap, dan bertindak, mendahulukan kewajiban (yang jauh lebih utama), katimbang menuntut hak-hak insaniah belaka. Allah melatih dan mendidik kita untuk menyadari, betapa Dia tak pernah henti dan tak pernah bosan memberikan hak manusia. Padahal, pada hakekatnya, secara konstelatif di hadapan Allah, manusia hanyalah sahaya.
Manusia, selalu mengeluh dan menggerutu ketika kondisi hidup yang dialaminya tak sesuai dengan apa yang mereka pikirkan. Lalu, dengan sangat enteng mempersalahkan orang lain. Bahkan, tak jarang berburuk sangka kepada Allah, seakan-akan Dia tidak memenuhi hak-hak manusia. Padahal, manusia selalu cenderung mengabaikan seluruh kewajibannya.
Manusia cenderung tak pandai mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepadanya. Cenderung selalu lalai memenuhi kewajibannya kepada Allah. Mereka tak hirau, dengan statement Allah yang amat pasti, “Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku, sangat pedih.” (Q.S. Ibrahim: 7).
Saudaraku, mari kita pahami, bahwa Allah selalu melatih dan mendidik setiap kita menjadi manusia yang pandai bersyukur, dan piawai bertindak: menghindari diri dari perbuatan kufur nikmat. Maka, mari, kita mulai bersyukur nikmat. Caranya? Mari kita dahului pemenuhuhan kewajiban insani, baik untuk urusan duniawi maupun ukhrawi. | N. Syamsuddin Ch. Haesy
sumber: akarpadi.com
No comments
Post a Comment