Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya serta umatnya hingga akhir zaman.
Musibah terbesar yang menimpa jiwa adalah lalai dari petunjuk dan berpaling dari jalan lurus karena mengikuti hawa nafsu dan mengutamakan kehidupan dunia. Musibah ini bisa mematikan hati dan menghancurkan badan. Sehingga tepatlah jika Allah banyak mencela orang-orang yang lalai, menyebut mereka dengan sifat-sifat buruk, dan mengancam dengan siksa dahsyat.
Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ أُولَئِكَ مَأْوَاهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan." (QS. Yunus: 7-8)
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS. Al-a'raf: 179)
Orang-orang lalai lebih sesat daripada binatang ternak. Nerakalah balasan atas kelalaian mereka, dan neraka itu seburuk-buruk tempat tinggal. Hal itu disebabkan, mereka membatasi tujuan hidup mereka hanya pada makan, minum, dan mendapatkan kenikmatan. Mereka larut dalam hawa nafsu dan menikmati syahwat. Mereka lalai dari ketaatan kepada pencipta langit dan bumi, Allah Subhanahu wa Ta'ala. Telinga mereka tuli dari mendengarkan kebenaran. Mata mereka buta dari mengambil pelajaran. Hati mereka lengah dari al-haq. Ayat-ayat telah dibacakan kepada mereka dan argumentasi kebenaran pun telah ditegakkan, tapi mereka lalai dari semua itu. Pelajaran-pelajaran besar tidak dihiraukan. Peringatan-peringatan tidak diindahkan. Mereka larut dalam kesenangan dan kelalaian. Angan-angan mereka terlalu panjang sehingga melalaikan dari ketaatan dan tidak meninggalkan kesesatan. Lalu datang siksa Allah secara tiba-tiba saat mereka larut dalam kemaksiatannya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَكَمْ مِنْ قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا فَجَاءَهَا بَأْسُنَا بَيَاتًا أَوْ هُمْ قَائِلُونَ * فَمَا كَانَ دَعْوَاهُمْ إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا إِلَّا أَنْ قَالُوا إِنَّا كُنَّا ظَالِمِينَ
"Betapa banyaknya negeri yang telah Kami binasakan, maka datanglah siksaan Kami (menimpa penduduk) nya di waktu mereka berada di malam hari, atau di waktu mereka beristirahat di tengah hari. Maka tidak adalah keluhan mereka di waktu datang kepada mereka siksaan Kami, kecuali mengatakan: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim"." (QS. Al-A'raf: 4-5)
Mereka menyadari kesalahan, tapi tidak lekas taubat. "Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan. Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami-pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Maka orang-orang yang lalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al-An'am: 43-45)
Di antara fenomena kerasnya hati dan lalai dari mendekatkan diri kepada penguasa alam raya, manusia tidak menghiraukan peringatan Allah dalam Kitabnya dan terus-menerus bermaksiat di sepanjang waktu, baik siang atau malam. Kebanyakan mereka terus melakukan perbuatan yang mendatangkan kemurkaan-Nya. Riba yang Allah nyatakan perang terhadap pelakunya marak dilakukan dan menjadi satu sistem yang tak bisa lepas dari perekonomian mereka. Hampir semua pedagang dan pebisnis, baik muslim atau non-muslim, tidak lepas darinya.
Begitu juga urusan shalat. Banyak orang secara terang-terangan meninggalkannya. Masjid-masjid sepi dari shalat berjamaan kecuali pada momen-momen tertentu saja.
Demikian pula dengan puasa. Saat sudah sampai dipertengahan bulan, orang-orang sudah tidak lagi sungkan makan, minum, merokok di jalanan. Padahal penduduk negeri ini mayoritas muslim.
Dalam urusan harta, kebanyakan orang enggan mengeluarkan sebagian dari rizki yang telah Allah anugerahkan untuk zakat, infak dan sedekah. Mereka lebih suka menghabiskan harta untuk menuruti syahwat haramnya.
Berapa banyak rumah-rumah kaum muslimin yang diisi dengan patung, lukisan dan film-film yang menjijikkan. Suara musik dan nyanyian yang menjauhkan malaikat rahmat dari memasukinya. Kaum wanitanya, terbiasa keluar rumah dalam kondisi telanjang mengungmbat auratnya. Dan masih banyak lagi kemungkaran-kemungkaran lainnya yang dipertontonkan di tengah masyarakat yang mayoritas beragama Islam ini.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ أَوَلَمْ يَهْدِ لِلَّذِينَ يَرِثُونَ الْأَرْضَ مِنْ بَعْدِ أَهْلِهَا أَنْ لَوْ نَشَاءُ أَصَبْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَنَطْبَعُ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ
"Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi)?" (QS. Al-A'raf: 96-100)
Sungguh tidaklah Allah menyiksa suatu kaum melainkan saat mereka lalai dan menyimpang. Mereka tertipu dengan kenikmatan-kenikmatan duniawi yang diperolehnya. Maka jika engkau lihat Allah memberikan dunia melimpah kepada manusia di atas kemaksiatan terhadap-Nya, ketahuilah, Allah sedang ingin menarik mereka kepada kebinasaan secara berlahan-lahan dengan cara yang tidak mereka ketahui. "Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh." (QS. Al-A'raf: 183)
Kesengajaan melakukan kesalahan, terang-terangan melakukan kemaksiatan, mengulang-ulang perbuatan dosa, dan meremahkan ancaman Allah merupakan kezaliman di atas kezaliman. Karenanya Allah menyiapkan hukuman berat atas dosa besar ini sehingga mengharamkan ampunan-Nya atas mereka.
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
"Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertobat sekarang" Dan tidak (pula diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih." (QS. Al-Nisa': 18)
Allah menyamakan orang yang terus-menerus melakukan dosa sehingga kematian menjemput dan orang yang tetap kafir sampai datangnya kematian dengan ditiadakan taubat dari mereka. Wal'iyadhu billah!
Dalam hadits shahih disebutkan, "Setiap umatku dimaafkan (kesalahannya) kecuali al-mujahirun." Yakni orang yang berbangga dengan kemaksiatannya dan tidak lekas bertaubat dengan meninggakan dosa.
. . . Hindari sikap berbangga dengan maksiat dan jangan terus-menerus mengerjakannya. Jangan remehkan ancaman Allah dan siksa-Nya. Sungguh semua itu adalah sebab datangnya kebinasaan. . .
Karenanya wahai saudaraku, teruslah bertakwa kepada Allah. Bersungguh-sungguhlah dalam menjalankan ketaatan kepada-Nya. Hindari sikap berbangga dengan maksiat dan jangan terus-menerus mengerjakannya. Jangan remehkan ancaman Allah dan siksa-Nya. Sungguh semua itu adalah sebab datangnya kebinasaan. Jika Anda tergelincir kepada kesalahan segeralah menyesal dan bertaubat sebelum habis kesempatan. Sesungguhnya setiap anak Adam (manusia) pastilah berbuat salah, namun sebaik-baik mereka yang berbuat salah adalah mereka yang segera bertaubat.
Perbaiki hati dari kerusakannya dan titilah jalan kebenaran dalam ucapan, perbuatan dan mu'amalah kalian, semoga Allah akan memperbaiki kondisi kalian. Wallahu Ta'ala A'lam.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/aqidah/2014/03/04/29378/akibat-buruk-bangga-bermaksiat-berbuat-dosa/#sthash.3qvwsjUN.dpuf
No comments
Post a Comment