Shalat Musafir di Belakang Muqim

Oleh: Badrul Tamam Menjelang akhir tahun banyak masyarakat Indinesia yang melakukan liburan ke luar kota atau pulang kampung. Tak terkecua... thumbnail 1 summary

shalat_safar

Oleh: Badrul Tamam

Menjelang akhir tahun banyak masyarakat Indinesia yang melakukan liburan ke luar kota atau pulang kampung. Tak terkecuali orang muslim. Saat diperjalanan ada keringanan atas mereka untuk menjama’ dan mengashar shalat. Menjama’ shalat artinya mengerjakan dua shalat pada satu waktu, di waktu awal atau kedua. Ini berlaku pada shalat Dzuhur dan Ashar, Maghrib dan Isya’.

Adapun qashar adalah meringkas shalat dari yang empat rakaat menjadi dua rakaat. Ini berlaku pada shalat Dzuhur, Ashar, dan Isya’.

Mereka juga mendapat keringanan untuk tidak menghadiri shalat berjamaah di masjid. Namun jika mereka tetap ke masjid ikut mengikuti shalat berjamaah maka tak mengapa dan mendapatkan pahala shalat berjamaah.

Saat seorang musafir ikut shalat berjamaah di sebuah masjid bersama imam yang muqim (di tempat tinggalnya) maka ia harus mengikuti imamnya. Baik ia mendapatkan semua rakaat bersama imam atau hanya mendapatkan satu rakaat saja. Dan ia tidak diperkenankan mengambil rukhshah qashar dalam shalat yang empat rakaat.

Saat ia shalat berjamaah bersama imam yang muqim dalam shalat Dzuhur, Ashar, atau Isya’ ia harus shalat mengikuti imam dalam bilangan rakaatnya, empat rakaat. Ia tak boleh hanya shalat dua rakaat lalu duduk tahiyyat dan salam.

Ini didasarkan kepada dalil umum, bahwa imam itu untuk diikuti.

إنما جعل الإمام ليؤتم به فلا تختلفوا عليه

Sesugguhnya imam diangkat untuk diikkuti, maka janganlah kamu menyelisihinya.” (HR. Al-Bukhari)

Diriwayatkan dari Ibnu Umar, beliau bermukim di Makkah selama sepuluh hari dengan mengashar shalat. Kecuali jika shalat bersama jamaah, maka beliau mengikuti shalat mereka. (HR. Malik dan Abdurrazaq dengan sanad shahih –dinukil dari Shahih Fiqih Sunnah: 2/176)

Dalam riwayat lain, “Apabila beliau shalat bersama imam, beliau shalat empat rakaat. Apabila beliau shalat sendirian, beliau shalat sendirian.” (HR. Muslim)

Dalam Musnad Ahmad, Ibnu Abbas pernah ditanya seseorang: Apabila kami shalat bersama kalian maka kami shalat empat rakaat? Dan apabila kami pulang ke kemah-kemah kami maka kami shalat dua rakaat.” Beliau menjawab: Itu adalah sunnah Abul Qasim (Nabi Muhammad) Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.” Wallahu Ta’ala A’lam.

No comments

Post a Comment