اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اسْتَعَاذَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنْتَ الْمُسْتَعَانُ وَعَلَيْكَ الْبَلَاغُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّه
“Ya Allah, sesungguhnyakami memohon kepada-Mu sebaik-baik apa yang pernah diminta oleh nab-Mu MuhammadShallallahu 'Alaihi Wasallam, dan kami berlindung kepadaMu dari marabahaya yang Nabi-Mu Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah berlindung kepada-Mu darinya, Engkaulah tempat meminta pertolongan dan Engkau pula yang menyampaikan, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan-Mu.”
Sumber doa
Dari Abu Umamah Radhiyallahu 'Anhu berkata: RasulullahShallallahu 'Alaihi Wasallam berdoa sangat panjang sehingga kami tidak bisa menghafalnya. Kami berkata: Wahai Rasulullah, engkau berdoa sangat panjang hingga kami tidak bisa menghafalnya sedikitpun. Lalu Nabi bersabda: maukah kalian aku ajari doa yang bisa mencakup semua itu? yaitu kalian membaca: . . . (doa di atas,-ter).” (HR. al-Tirmidzi & beliau menyatakan hadits ini Hasan)
Syaikh Al-Albani Rahimahullah mendhaifkan hadits ini karena kacaunya hafalan Laits bin abi Salim. Kesimpulan ini beliau tuturkan dalam Dhaif al-Tirmidzi, no. 3521, Silsilah Dhaifah, no. 3356, dan Dhaif Al-Jami’ no. 2165)
Hanya saja sebagian isi hadits ini telah disebutkan dalam hadits lain yang lebih panjang dan shahih. Dari ‘AisyahRadhiyallahu 'Anha menuturkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah mengajarkan kepadanya doa ini:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَاذَ بِهِ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ وَأَسْأَلُكَ أَنْ تَجْعَلَ كُلَّ قَضَاءٍ قَضَيْتَهُ لِي خَيْرًا
“Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kebaikan seluruhnya yang disegerakan (di dunia) maupun yang ditangguhkan (di akhirat), yang kuketahui maupun yang tidak kuketahui. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan seluruhnya yang disegerakan (di dunia) maupun yang ditangguhkan (di akhirat), yang kuketahui maupun yang tidak kuketahui.
Ya Allah, Aku meminta kepada-Mu kebaikan yang diminta oleh hamba & Nabi-Mu (Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam) kepada-Mu. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang hamba dan Nabi-Mu berlindung kepada-Mu darinya.
Ya Allah, aku meminta kepada-Mu surga dan apa saja yang mendekatkan kepadanya; baik berupa ucapan maupun perbuatan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan apa saja yang mendekatkan kepadanya; baik berupa ucapan maupun perbuatan. Dan aku memohon kepada-Mu agar menjadikan setiap ketetapan (takdir) yang Engkau tetapkan untukku sebagai (takdir) kebaikan.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan selainnya; dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’, no. 1276)
Apa Doa Ini Baik Untuk Dibaca?
Dari sisi sanad, sebagian ulama ada yang mendhaifkan. Namun sebagian yang lain menghasankannya. Terlebih terdapat doa lain yang semakna atau menguatkan maknanya sehingga doa ini baik sekali diamalkan dan dimohonkan isinya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Jika-pun dhaif, bukan berarti setiap doa yang datang dengan riwayat dhaif tidak boleh diamalkan. Karena saat satu doa berisi kebaikan, tidak menyimpang, dan maknanya shahih maka dibolehkan berdoa dengannya secara umum; walau ia datang dengan riwayat lemah. Bahkan tetap boleh dibaca walau tanpa ada riwayat atau atsar yang menyebutkannya. Ini selama tidak ditentukan waktu & kaifiyahnya secara khusus dan tidak disertai keyakinan dengan keutamaan-keutamaannya yang istimewa.
Kandungan Doa
Doa ini mengandung keberkahan yang besar karena diajarkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada salah seorang sahabatnya. Penuh manfaat dan mencakup kebaikan yang tak terkira. Sebabnya, karena doa ini tidak meninggalkan sedikitpun dari kebaikan di dunia dan akhirat yang pernah diminta Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Doa ini juga tidak meninggalkan satupun keburukan di dunia dan akhirat agar dijauhkan dari dirinya –dimana- RasulullahShallallahu 'Alaihi Wasallam telah berlindung darinya.
Sedangkan siapa yang meminta kebaikan-kebaikan yang pernah diminta oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, sungguh ia telah meminta kebaikan secara keseluruhan dengan berbagai bentuk dan macamnya; baik yang diketahui maupun tidak.
Sebagaimana juga, siapa yang berlindung dari perkara yang Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam berlindung kepada Allah darinya maka sungguh ia telah berlindung dari keburukan secara keseluruhan dengan berbagai bentuk dan macamnya; baik yang diketahui atau tidak oleh dirinya. Maka doa ini termasuk Jawami’ Kalim (perkataan ringkas yang cakupan maknanya luas).
Doa ini ditutup dengan menyebut sifat Allah (al-Musta’an: yang dimintai pertolongan), maknanya: aku minta pertolongan untuk diriku dalam urusan agama, dunia, dan akhiratku hanya kepada-Mu semata. Sesungguhnya Engkau, Ya Allah yang bisa menolong semua kepentinganku ini dan mengabulkan doaku. Wallahu Ta’ala A’lam. [PurWD/voa-islam.com]
No comments
Post a Comment